Syaikh Thanthawi Jauhari di dalam Tafsir Jawahir-nya menafsirkan bahwa yang dimaksud dengan IDRIS ialah Oziris atau Azoris, dan kalimat Idris adalah ucapan nama itu dalam bahasa Arab. Serupa juga dengan Yesoa diucapkan dalam bahasa Arab dengan Isa; Yohannes diucapkan dalam bahasa Arab, Yahya.
Menurut Syaikh Thanthawi, Oziris atau Idris ini seorang Nabi yang diutus Allah kepada bangsa Mesir purba kala dan membawa ajaran-ajaran dan perubahan yang besar-besar.
Di dalam sejarah Mesir Purba disebutkan bahwa Oziris (Idris) itu meninggal karena dibunuh oleh saudaranya sendiri karena dengki akan pengaruhnya yang besar. Lalu dipotong-potong badannya untuk dihancurkan. Tetapi sepotong dari badan itu dipelihara oleh isterinya dan dibalsem; pembalseman mayat itulah kelaknya yang menjadi kepandaian yang utama dari orang Mesir purbakala.
Syaikh Thanthawi menguraikan panjang lebar, bahwa di zaman purbakala bangsa Mesir itu di antara Kerajaan dengan agama adalah satu, sehingga Idris itu pun merangkap juga raja. Itulah sebab dia didengki oleh saudaranya. Namun setelah dia mati orang Mesir memuliakan sekalian jasanya yang besar- besar.
Kata dongeng mereka, setelah seorang raja besar atau orang besar mati, bersidanglah hakim-hakim 42 orang banyak anggotanya memusyawaratkan dan mempertimbangkan tentang kebaikan atau keburukan raja semasa hidup-nya. Rupanya kebaikan Oziris atau Idris itu lebih banyak dan lebih berat dari pada keburukannya; maka ditempatkanlah dia pada tempat yang amat tinggi dan agung di alam lain.
Sayid Quthub di dalam “Fi Zhilalil Quran“pun memberatkan pendapatnya kepada pendapat Syaikh Thanthawi Jauhari ini, bahwa besar kemungkinan bahwa Idris ialah Oziris yang ternama dalam Sejarah Mesir Purbakala itu.
Di dalam tafsir-tafsir yang lama sejak Thabari, ar-Razi, al-Qurthubi, Ibnu Katsir dan yang sezaman tidak bertemu kemungkinan Oziris itu, dan baru bertemu pada Tafsir Syaikh Thanthawi Jauhari pada sekitar tahun 1928, atau pada Tafsir Sayid Quthub selepas tahun 1955.
Hal ini dikarenakan, Ilmu hasil penyelidikan kebudayaan dan Peradaban Bangsa Mesir Kuno, yang dikenal dengan nama “Egyptologi” barulah tumbuh sejak permulaan Abad Kesembilan belas, sejak para sarjana dapat membuka kunci rahasia Huruf Hieroglyph, huruf bangsa Mesir Purba itu.
Dari hasil penyelidikan yang baru berusia 165 tahun itu-lah didapat ceritera tentang orang besar Mesir yang bernama Oziris itu. Dan ajaran-ajaran Oziris yang didapat dari huruf-huruf Kuno itu bertemu pokok ajaran Tauhid. Cuma setelah lama kemudian sepeninggal dia, setelah pada mulanya hakim-hakim mengakui bahwa jasanya sangat besar, maka beliau di tempatkan di tempat yang Maha Tinggi di alam lain, yang pada akhirnya dipertuhankan, dipuja dan disembah.
Dengan mengkaitkan Nabi Idris sebagai Oziris, jika dilihat dari masa kehidupannya, diperoleh informasi sebagai berikut :
1. Nabi Adam
Diperkirakan masa kehidupannya, sebelum 200.000 tahun yang lalu,
2. Nabi Idris
Diperkirakan masa kehidupannya, sebelum 70.000 tahun yang lalu.
3. Nabi Nuh
Diperkirakan masa kehidupannya, sebelum 13.000 tahun yang lalu
Pendapat yang mengatakan, sesungguhnya Nabi Idris adalah leluhur dari Nabi Nuh mungkin ada benarnya. Akan tetapi jarak diantara keduanya, bukan hanya 3 atau 4 generasi (seperti yang dipahami selama ini), melainkan telah mencapai jarak puluhan, bahkan mungkin ratusan generasi.
“Dan ingatlah di dalam Kitab darihal Idris. Sesungguhnya dia adalah seorang yang sangat benar, lagi seorang Nabi” (QS. Maryam (19) ayat 56).
WaLlahu a’lamu bishshawab
Tidak ada komentar:
Posting Komentar